Ketua DPRD Lakukan Silurahmi dengan Mahasiswa Asal Kukar di Yogjakarta
TENGGARONG, Selasa
(18/4/2017) malam Ketua DPRD Kutai Kartanegara,Salehudin Ssos, Sfil, melakukan
silaturahmi dengan puluhan mahasiswa Kukar yang menempuh pendidikan di Daerah
Istimewa Yogjakarta.
Turut mendampingi dalam
acara silaturahmi dan dialog tersebut Sekretaris DPRD Kukar HM Ridha, sejumlah
staf sekretariat DPRD Kukar dan beberapa awak media. Rombongan diterima Ketua
Ikatan pelajar dan mahasiswa Kukar Yogjakarta Reo Ramalika Ramadhan.
Dalam kesempatan itu
Ketua IPM (Ikatan Pelajar-Mahasiswa) Kukar-Yogjakarta Reo Ramalika Ramadhan
menerangkan bahwa jumlah mahasiswa asal Kukar yang menempuh pendidikan di
Yogyakarta sebanyak 25 orang, terdiri dari 13 putra dan 12 putri.
“Kondisi asrama putra
yang ditinggali oleh mahasiswa, ada beberapa yang mengalami kerusakan,
diantaranya adalah kondisi plafon yang sudah bolong (rusak)” kata Reo.
Ia menyatakan beberapa
waktu lalu, jaringan listrik di asrama itu sempat diputus oleh PLN selama tiga
hari, lantaran selama tiga bulan belum dibayar oleh pemerintah.”Coba ada
komunikasi dengan kami, mungkin hal itu tak terjadi, karena kami akan mencari
cara misal patungan untuk membayar listrik.Dan setelah dibayar rek listrik oleh
pemerintah, saat ini kondisi kami patungan untuk membayar biaya listrik karena
tak ada anggaran dari pemerintah,” beber Reo.
Sementara untuk kondisi
asrama putri, selama ini belum hak milik pemkab Kukar, karena masih menyewa.
Kondisi asrama putri tersebut juga mengalami hal sama, adanya kerusakan bahkan
ketika hujan lebat sering kebanjiran.
Menanggapi hal itu
Salehudin Sfil, berjanji akan melakukan koordinasi dengan pemerintah Kukar,
untuk menyikapi keluhan dan aspirasi para mahasiswa asal Kukar yang kuliah di
Jogja. Dewan mendorong, agar aset pemerintah yang berada diluar daerah seperti
asrama putra di Jogjakarta yang sudah menjadi hak milik pemerintah,
diperhatikan. Dan nantinya dianggarkan di anggaran perubahan 2017 untuk
perbaikan.
“Kondisi keuangan Kukar
saat ini kita akui terus mengalami penurunan sejak 2015 lalu, yang biasanya
APBD mencapai Rp7 sampai Rp8 triliun, sekarang hanya kisaran Rp4 triliunan.
Oleh karenanya belanja pembangunan banyak tertunda, dan hanya membekup belanja
rutin seperti biaya listrik, air, ATK dan lainnya,” papar Salehudin.(awi-poskotakaltimnews.com)